Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat. Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa menceg…
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat. Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa menceg…
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat. Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa menceg…
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat. Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa menceg…
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat. Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa menceg…
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat. Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa menceg…
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat. Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa menceg…
Salsa suka kepada Evan, Evan dekat dengan Faya. Tora suka kepada Salsa, Shila cinta kepada Tora. Membingungkan? Benar, cinta memang membingungkan, tapi persahabatan ternyata tempat bersandar paling setia. Salsa yang cantik dan mudah bergaul menyukai Evan. Sayangnya Evan malah bersikap cuek kepada Salsa. Kemudian, ada anak baru di sekolah yang terlihat dekat dengan Evan. Melihat kedekatan ana…
Sparkle! Grup idola baru di dunia hiburan. Cantik. Sempurna. Suara indah. Tarian memikat. Dipuja. Disayangi. Idola yang dicintai para fans. Inilah impian para personilnya. Namun, ada harga yang harus dibayar. Semua tindakan dinilai. Semua penampilan diperhatikan. Keriangan dan teror bersatu. Diberi banyak cinta, tetapi tak boleh balik mencintai. Karena sang idola tak bisa dimiliki siapa pun.…