"Apa maksudmu, dibunuh?" tanya Lucien, lugu. "Kau siapa? Dan ini di mana?" Ia menunjuk lemah ke laut yang berpendar, kubah-kubah perak katedral, dan lapangan yang hiruk-pikuk. "Kau memang sinting," ujar Arianna puas. "Bagaimana kau bisa berada di Bellezza pada Giornata Vietata, hari terlarang dalam satu tahun bagi semua orang kecuali pribumi, dan tidak tahu di mana dirimu?" *** Lucien …