“Kau adalah putra raja besar tanah Jawa. Pemimpin negeri yang sangat kaya, yang tanahnya begitu subur dengan hasil bumi melimpah. Apakah semua ini tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan selir kinasih? Lalu, bagaimana dengan para sentana, para bupati, dan kawula yang seharusnya kau pimpin?” Mataram bergolak. Amangkurat I, penerus Sultan Agung Hanyakrakusuma, sedang murka karena kematia…